Kata “indah” bagi tiap orang punya persepsi masing-masing. Memang
“indah” tak bisa diungkapkan, karena indah itu abstrak. Seperti halnya makanan,
enak bagiku belum tentu enak bagimu.
Di dunia ini, sering kali kita mendengar kicauan suara burung yang indah
maupun suara alunan instrumen musik. Musik yang bagus bagaimana suaranya? Suara
piano seperti apa? Suara gitar seperti apa?
Baiklah
untuk masalah suara itu hanya bagi kita yang memiliki pendengaran normal yang
berarti tidak mengalami gangguan pendengaran. Lain halnya dengan teman-teman
kita yang deaf. Mereka hanya mendengar sedikit suara bahkan tidak mendengar
sama sekali. Bagaimana mereka menjawab pertanyaan di atas kalau mereka tak
pernah mendengar suara piano seperti apa.
Deaf “mendengar” dan melihat melalui
visualnya. Visual mereka sangat tajam, karena melalui indera inilah mereka
berkomunikasi dengan dunia luar. Dengan keterbatasan yang mereka miliki ini,
tak membuat mereka mengurung diri dalam kesendiriannya. Berkumpul bersama teman-teman
bisa mengusir kejenuhan.
Gerkatin Solo, inilah nama tempat di
mana mereka dan aku berbagi canda, cerita, suka, dan duka (tapi hampir ga ada
duka kok). Aku bersyukur bisa bertemu teman-teman deaf di sini. Aku menjadi
mengerti bagaimana karakteristik mereka, kebutuhan mereka, dan juga cara
berkomunikasi mereka. Secara fisik mereka tidak ada yang berbeda dengan
masyarakat pada umumnya. Mereka bisa jalan, bisa lompat, bisa lari, naik motor,
naik mobil, dan benar-benar tak ada yang bisa membedakan mereka dengan orang
normal.
Namun saat mulai berkomunikasi
inilah kita tahu bahwa mereka adalah deaf. Yang memiliki keterbatasan dalam
pendengaran. Tapi bagi masyarakat yang belum mengerti tunarungu seperti apa
kadang-kadang bayangan mereka tentang deaf itu bodoh dan tak mampu berbuat
apa-apa. Yaaa wajar saja… Mungkin karena ada kata “tuna-“ yang membuat
pandangan masyarakat menjadi miring terhadap teman-teman deaf.
DEAF TIDAK CACAT. Mereka hanya
memiliki keterbatasan pendengaran. Mereka lebih suka diutarakan dalam “tuli”
atau “deaf” (bahasa Inggris), karena
tidak membuat mereka merasa “cacat”. Oh iya, jika ada yang beranggapan bahwa
deaf itu bodoh, orang itu benar-benar belum mengerti hakikat diciptakannya
manusia oleh Tuhan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Deaf memiliki
kemampuan otak yang SAMA dengan orang normal, hanya yang berbeda adalah CARA
MENGISInya. Kita yang normal bisa mendengar dan melihat, sehingga semua
informasi bisa terserap dalam otak.
Teman-teman deaf memiiki cara yang
berbeda dalam pembelajaran, karena mereka memanfaatkan visualnya. Baik itu membaca
tulisan maupun membaca gerak bibir sang guru. Jika kita menggunakan cara yang
tepat dalam memberikan informasi bagi teman-teman deaf, pasti mereka juga bisa
seperti orang normal yang punya banyak informasi. Mungkin sebagian dari kita
tidak sabar menghadapi mereka. Tahukah kamu sebenarnya kita telah melakukan
diskriminasi terhadap mereka. Mereka berhak mendapatkan informasi meskipun
terbatas dalam mendengar.
Dari hal-hal inilah aku belajar
bahwa Tuhan menciptakan kita untuk saling melengkapi. Memiliki pendengaran dan
penglihatan normal jangan membuat kita lupa dengan teman kita yang memiliki
keterbatasan itu. Tapi jangan pernah berpikir untuk menaruh rasa iba pada mereka,
bukan rasa iba yang mereka inginkan, tapi PERHATIAN.
Hidup itu tak mesti mendengar,
karena kami melakukan keramaian meski dalam kesunyian. Setelah masuk ke dalam
dunia deaf, aku menjadi mengerti bahwa tak ada yang benar-benar sunyi. Ingatlah
kawan, Keterbatasan Tak Membuat Kita Menjadi Terbatas. Ayo bersama-sama
menembus BATAS itu.
ditunggu artikel-artikel berikutnya.... ^_^
ReplyDeleteditunggu ya :D
ReplyDeletekemaren-kamaren aku mau nulis tentang deaf, tapi bingung sangking aku bahagianya kenal anak-anak GERKATIN, eh ada kamu yang ngetik tentang ini. Jadi terwakili kebahagiaanku. izin share ini mah.
ReplyDeletehahaha oke mas..
ReplyDeletetulisanmu juga oke tuh..aku juga dah baca..
Artikelnya kok sedikit, aku saran artikel anda lumayan bagus. Saya kenal anda, sebenarnya saya juga tunarungu.
ReplyDeleteiya maaf baru sedikit, sedang proses penulisan..hehe
Deletekenal saya?
asalnya dari mana?
Tentu. Aku asli jember, skrg masih tinggal di malang.
Deleteapa kita pernah ketemu?
ReplyDeleteaku kemarin juga ke malang lho..
gak pernah, hanya baru kenal ini.
Deleteoalaah..hehe
Deleteada fb atau twitter?
twitter @eirenekw dan fb Eirene Kristina Wiyanto
DeleteSetuju banget mas, ga ada yang benar-benar sunyi. Pertemuan dengan teman-teman gerkatin kemarin membuat aku sadar betapa meriahnya kehidupan mereka. Cara mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat memiliki kekuatan tersendiri. Mereka "berbicara" tanpa suara. Itu wow bgt ka, kalo berminat bisa dibaca betapa aku takjub di alamat berikut ^_^
ReplyDeletehttp://saladdevi.blogspot.com/2013/01/kekuatan-berbicara-tanpa-suara.html