Tuesday, March 5, 2013

Apa Ceritamu Kawan?


Ini ceritaku, apa ceritamu?

          Kalimat yang sering kita dengar di TV. Cukup familiar dan sederhana. Tapi dibalik kalimat itu mengandung berbagai makna. Bagaimana tidak, tiap orang punya masalah masing-masing, punya hidup, punya keinginan, dan memiliki mimpi yang berbeda-beda. Ingin menyimpan ceritamu sendiri? Atau berbagi ceritamu bersama sahabat?

          Pastinya banyak kejadian hari ini yang bisa diceritakan. Mungkin bagi kita itu adalah hal biasa, namun bukan untuk orang lain. Pengalamanku mengajar di sekolah menjadi hal yang basa bagiku, tapi akan sangat menarik didengarkan oleh calon mahasiswa yang akan mengambil jurusan keguruan. Dengan mendengar atau membaca cerita pengalaman orang lain dapat membuat kita memiliki gambaran seperti apa jika kelak kita di posisi tersebut.

          Banyaknya buku-buku success story yang laris dibeli di toko buku membuktikan bahwa cerita yang sebenarnya biasa bagi kita akan menjadi menarik bila diketahui orang lain. Kenapa menarik? Karena kita memiliki jalan hidup masing-masing. Terkadang aku sendiri tertarik membaca kisah kehidupan masyarakat di ujung negeri yang penuh dengan keterbatasan daripada membaca berita politik negeri yang sering menjadi headline surat kabar.

          Hal-hal yang nyeleneh dan yang jarang terekspos oleh masyarakat umum bisa menjadi suatu cerita menarik. Apakah masyarakat tahu mengenai perjuangan teman-teman difabel meminta haknya di fasilitas-fasilitas umum? Apakah masyarakat tahu bahwa sebenarnya masih banyak hak-hak difabel yang belum terpenuhi? Apakah masyarakat tahu bahwa dari dulu bahkan sampai saat ini teman-teman difabel masih berjuang dalam advokasi, pekerjaan, bahkan sebagai warga negara? Aku pikir hanya difabel, pemerhati difabel, dan orang yang berkecimpung di dunia difabel yang mengetahui semua itu.

          Setelah melihat pertanyaan di atas, masihkah kita menyimpan cerita itu sendiri? Siapa yang memberi informasi mengenai disabilitas kepada masyarakat kalau bukan kita -difabel, pemerhati difabel-. Mulai sekarang biarkanlah orang tahu mengenai kita, kehidupan teman-teman difabel yang sesungguhnya sangat luar biasa. Dunia kita bukanlah dunia asing untuk “dikonsumsi” publik. Ceritakan bahwa banyak teman-teman difabel banyak yang sukses, berprestasi, dan mandiri.

          Ayo teman-teman tulis cerita pengalaman, banyak orang ingin tahu pengalaman kalian. Biar seluruh dunia tahu bahwa kita juga BISA. keTERBATASan tak membuat kita menjadi TERBATAS.

           
Special dedicated to my friends in GERKATIN SOLO
Love you all : )
Cara Bercerita Deaf di Depan Kamera dengan Menggunakan Bahasa Isyarat 

3 comments: