Setiap
keputusan pasti ada risiko yang harus diambil. Pasti ada sisi positif dan
negatifnya. Keputusan adalah pilihan. Pilihan itu yang harus aku pilih.
Setelah bekerja di sebuah SLB selama
satu tahun lebih, banyak pengalaman yang aku dapatkan di sana. Sebagai fresh graduate tentunya yang dicari
adalah pengalaman sebanyak-banyaknya. Di SLB mendapatkan banyak sekali
pelajaran dalam hal pendidikan, kehidupan, relasi, dan sistem sekolah yang dulu
tidak ada dalam mata kuliah.
Memang sedih berpisah dengan SLB dan
murid-muridku di sana. Namun yang lebih sedih adalah berpisah dengan
kawan-kawan di Gerkatin Solo dan Deaf Volunteering Organization (DVO). Mereka
sudah menjadi keluargaku selama di Solo. Banyak hal yang aku dapatkan dari
sana. Keluh, lelah, gesekan, begadang, senang, bangga, dan semua perasaan
bahagia terkumpul menjadi satu di sana.
Ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kalimat yang mudah diucapkan saat memberi semangat kepada kawan, tapi entah
kenapa begitu sulit dijalani sendiri. Kalau ada pertemuan janganlah ada perpisahan,
inginnya seperti itu. Egois sekali memang. Tapi sekali lagi, ini adalah
pilihan. Dan setelah berpikir berbulan-bulan akhirnya kuputuskan untuk pindah
dari Solo dan meninggalkan kawan-kawan di sini. Meninggalkan bukan dalam artian
lepas dari mereka sepenuhnya. Hanya berpisah jarak, namun masih tetap berada
dalam dunia tuli.
Ya itu kalimat penghiburku, “hanya
berpisah jarak, tapi tetap dalam satu dunia, tuli.” Begitu berat meninggalkan
mereka yang telah membentuk pemikiranku bahwa kita harus sadar di suatu
kelompok besar, ada sebuah kelompok minoritas yang memiliki hak-hak yang setara
dengan kelompok mayoritas.
Kepindahanku dari Solo adalah ke
Bekasi. Membangun sebuah sekolah baru dengan kurikulum yang berbeda dengan di
Indonesia. Melihat banyaknya tuli yang belum mengenal jati dirinya sebagai
tuli, banyak yang belum sadar bahasa isyarat adalah hak mereka, dan banyak
kemampuan membaca tuli dewasa yang sama dengan kemampuan membaca anak SD
berpendengaran normal. Bertahun-tahun bersekolah kenapa kemampuan membaca dan
menulis tuli masih rendah? Apa yang salah?
Di sekolah yang akan dibangun di
Bekasi inilah yang membuat aku pindah dari Solo. Kota yang banyak memberikan
kenangan dan pengalaman. Di sekolah Bekasi akan menggunakan kurikulum yang
berbeda dengan kurikulum yang dipakai oleh SLB. Di sana menggunakan Metode
Bilingual. Yaitu bahasa isyarat sebagai bahasa pengantar pertama dalam
pembelajaran. Dan bahasa Indonesia adalah bahasa kedua.
Aku belum tahu akan seperti apa
kehidupan di Bekasi. Yang di Solo kehidupan sudah tertata. Pagi hari mengajar
di SLB, sore belajar, dan malamnya kegiatan bersama Gerkatin Solo dan DVO.
Tiada hari tanpa bertemu mereka. Bahkan pada hari Minggu dari pagi sebelum ayam
berkokok hingga berganti hari masih bersama kawan-kawan Gerkatin Solo dan DVO. Aktivitas
yang melelahkan namun terasa begitu menyenangkan.
Solo begitu banyak kegiatan antara
tuli dan volunteer, entah itu ada
rapat rutin ataupun belajar Bahasa Indonesia ataupun belajar Bahasa Isyarat.
Tiap hari ada aja kegiatan. Di Bekasi
bagaimana budaya tuli di sana, aku belum punya gambaran. Bahkan aku tidak punya
kenalan tuli asal Bekasi. Tapi biar bagaimanapun, ini masih dalam dunia tuli,
dunia yang sangat luar biasa.
Telah banyak kegiatan yang aku lalui
bersama Gerkatin Solo. Setiap dua minggu sekali kami membuka stand bahasa
isyarat di Car Free Day (CFD).
Belajar bahasa isyarat di CFD ini adalah yang pertama di Indonesia yang digelar
secara rutin. Hal yang sangat membanggakan tentunya. Melihat teman-teman tuli
yang konsisten membuka stand di CFD, serta melihat kompaknya kerja sama antara
tuli dan volunteer. Aku awalnya tidak
mengetahui seberapa besar dampak dari membuka stand di CFD ini, karena kami
melakukannya dengan harapan masyarakat Solo sadar akan adanya tuli yang memakai
komunikasi dengan bahasa isyarat dan mengedukasi masyarakat bahwa bahasa isyarat
bukan “bahasa tarzan.”
Di benak teman-teman tuli dan volunteer tidak ada harapan yang tinggi
dengan stand bahasa isyarat di CFD ini. Hanya sebatas masyarakat mau belajar
bahasa isyarat dan mengerti setidaknya abjad bahasa isyarat. Namun, Tuhan memiliki
rencana lain. Kami tidak menyangka bahwa kegiatan CFD yang selalu kami unggah
di media sosial ternyata memiliki dampak yang sangat besar bagi tuli, bagi tuli
di Indonesia. Wow apa ini terlalu berlebihan? Tuli di Indonesia memandang
kegiatan kami sebagai kegiatan yang luar biasa, yang tak pernah dilakukan oleh
komunitas tuli dimanapun. Secara diam-diam kegiatan kami di CFD menjadi
inspirator bagi komunitas tuli daerah lain untuk melakukan hal yang sama.
Selain kegiatan di CFD, kami melakukan
kegiatan dengan berbagai komunitas di Solo. Sekali lagi, harapan kami hanya
bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan komunitas di Solo dan menjalin kerja
sama dengan mereka. Tapi, itu tidak sesuai harapan kami karena kami bahkan
dilibatkan lebih jauh lagi. Woow di luar prediksi kami semua. Setiap ada acara di
Solo, Gerkatin Solo tidak pernah absen dari undangan, baik itu kegiatan
pemerintah maupun kegiatan sosial dan komunitas.
Semakin berkembangnya Gerkatin Solo,
kebutuhan akan tenaga yang support
kegiatan juga semakin besar. Deaf
Volunteering Organization (DVO) yang baru seumur jagung pun menjadi semakin
berkembang pesat. Banyak volunteer
baru yang bergabung bersama DVO. Banyak sekali kegiatan yang diadakan oleh
Gerkatin Solo dan DVO. Dimana ada Gerkatin Solo pasti di situ ada DVO. Karena
kami adalah dua kesatuan, dwitunggal. Volunteer
yang tergabung dalam DVO kemampuannya sudah semakin meningkat, baik kemampuan
dalam volunteering maupun kemampuan
dalam berbahasa isyarat. Karena semua kegiatan Gerkatin Solo berhubungan dengan
bahasa isyarat maka mau tidak mau kami semua berkomunikasi dengan bahasa
isyarat.
Dan dari situlah kemampuan bahasa
isyarat teman-teman volunteer diasah.
Kami bisa karena terbiasa. Karena terbiasa menjadi teman, sahabat, volunteer, rekan, tim, dan keluarga
dengan kawan-kawan tuli. Kami menganggap semuanya adalah keluarga. Ikatan sudah
sangat kuat. Itulah yang membuat aku berat meninggalkan mereka semua.
Meninggalkan semua kenangan yang sudah tertancap di memori hati.
Baiklah kawan, meninggalkan kalian
adalah hal yang sangat berat, sedih. Sedih berpisah dengan kalian. Meninggalkan
berjuta-juta kenangan dengan kalian. Melewatkan jutaan kenangan yang akan
kalian ciptakan. Melihat kalian berkembang tanpa mengikuti proses kalian. Akan
terjadi banyak hal yang tak aku rasakan bersama kalian. Tapi inilah hidup, ada
pertemuan pasti ada perpisahan. Hanya jarak yang memisahkan aku dan kalian.
Namun tahukah kalian, hati dan pikiranku penuh dengan memori perjalanan kita.
Semoga
sukses dan semakin berkembang kawan-kawan Gerkatin Solo dan Deaf Volunteering Organization (DVO).
Perbanyak masyarakat yang sadar akan keberadaan kalian. Raih cita-cita
membentuk masyarakat inklusi dalam waktu cepat. Sebarkan virus-virus inklusi di
Solo dan tentunya di Indonesia. Tetaplah menjadi barometer tuli Indonesia.
Semoga sukses kawan, doaku selalu menyertai kalian.
Deaf Volunteering Organization (DVO) & Gerkatin Solo |
Hai :) Saya adalah salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi di Surabaya.
ReplyDeleteSaya ingin meminta pendapat soal inovasi yang saya kembangkan. Yaitu penterjemah bahasa isyarat, sebuah gagasan inovasi teknologi yang saya ciptakan. Melalui gabungan teknologi kinect ( http://www.youtube.com/watch?v=0XAhcBpYqDg ) dan VOCALOID ( Suara menyanyi sintesis ciptaan YAMAHA Jepang http://id.wikipedia.org/wiki/Vocaloid ). Saya mengagaskan ide ini karena saya ingin para pengguna bahasa isyarat lebih mudah dimengerti pihak non-pengguna :)
Ini adalah semacam advertisement yang saya buat http://31.media.tumblr.com/ffc2127cfac89d1b828d2d5f8191f370/tumblr_mwo5pgJDNc1qlrdypo1_500.png
Jika berkenan, saya mohon komentarnya :) Ini hanyalah sebuah ide saja tapi saya berharap ke depannya alat seperti ini bisa ada. Akan lebih mudah kalau anda bisa mengirim jawaban ke e-mail saya.
Terima kasih atas waktunya dan perhatiannya. Sukses selalu
Salam, Clarissa
Salam Clarissa,
Deletewah menarik sekali
mungkin kita bisa saling mengobrol via email..
silahkan kontak ke email saya di rully.anjar@yahoo.com